Senin, 08 Februari 2016



LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI
“PENGAMATAN STRUKTUR TULANG DAN CANGKANG TELUR









Disusun oleh :
1.   Choirunisa’ Ahmad Kadafi            (10/XI MIA 2)
2.   Irfan Rasyid M                               (21/ XI MIA 2)
3.   Kharisma Pradina Pangestu         (22/ XI MIA 2)
4.   Uni Aidita                                      (34/ XI MIA 2)



SMA  NEGERI 1 SRAGEN
  TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

PENGAMATAN STRUKTUR TULANG KERAS
  I.        TUJUAN               :

1. Mengetahui letak tulang keras dan tulang rawan
2. Mengetahui perbedaan tulang keras dan tulang rawan
3. Mengetahui pengaruh asam cuka terhdap struktur tulang      keras

II. DASAR TEORI     :
Yang termasuk jaringan ikat penyokong adalah jaringan tulang. Jaringan tulang tersusun atas sel-sel tulang yang terdapatdi dalam matriks. Matriks tersebut banyak mengandung zat perekat (kolagen) dan endapan mineral, terutama kalsium. Ada  2 macam jaringan tulang, yaitu jaringan tulang rawan dan jaringan tulang keras (tulang sejati).Jaringan tulang rawan disebut juga kartilago. Sel-sel penyusun kartilago disebut sel-sel tulang rawan (kondrosit). Kartilago bersifat kuat dan lentur. Selain pada persendian, kartlago tidak memiliki pembuluh darah dan serabut saraf.Jaringan tulang keras (osteon) tersusun atas sel-sel tulang (osteosit) yang berasal dari sel induk tulang (osteoblas). Tulang sejati bersifat keras karena sebagian besar matriksnya mengandung mineral-mineral anorganik, seperti kalsium, fosfat, bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium, natrium. Adapun sebagian kecil matriksnya mengandung kolagen.
(paket biologi platinum halaman 55)
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan. Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan miosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak
.
Fungsi tulang antara lain :
a.    Memberikan bentuk tubuh dan menegakkan tubuh
b.    Melindungi organ yang rusak
c.    Alat gerak pasif
d.    Tempat melekatnya otot
e.    Tempat pembentukan sumsum
Tulang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.    Berdasarkan komponen penyusunnya
1.    Tulang rawan (kartilago)
Ciri-cirinya yaitu terdiri atas sel-sel tulang rawan, bersifat lentur dan elastis, banyak mengandung zat perekat atau kondroblast, dan sedikit zat kapur. Contoh : pada tulang hidung, ujung tulang pipa, daun telinga, antar ruas tulang belakang, trakea, dan ujung tulang rusuk.
2.    Tulang keras
Ciri-cirinya yaitu mengandung osteoblas yang menghasilkan zat pengikat disekitar sel-sel tulang. Osteoblas juga membentuk sel tulang (osteosit). Sel-sel tulang keras menghasilkan suatu senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Ke dalam matriks tulang itu akan diendapkan zat kapur berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat (Ca(PO4)2). Oleh karena itu matriks tulang menjadi keras. Proses pengerasannya disebut penulangan (osifikasi). Pasa struktur tulang keras terdapat sistem havers yaitu suatu kesatuan antara sel-sel tulang dan matriks yang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf.
b.    Berdasarkan bentuknya
1.    Tulang panjang (pipa)
Terdapat pada lengan atas, tulang paha, tulang betis, dan ruas tulang jari. Di dalam rongga tulang pipa berisi sumsum merah.

2.    Tulang pendek
Terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, pergelangan tangan,  dan pergelangan kaki.
3.    Tulang pipih
Terdapat pada tulang rusuk, tulang dada, tulang tempurung kepala, tulang belikat, dan tulang pangggul.
4.    Tulang yang bentuknya tidak beraturan
Terdapat pada tulang wajah dan ruas-ruas tulang belakang
Bagian-bagian Tulang Pipa :
1.          Epifise, bagian ujung tulang yang terdiri dari dari tulang rawan.
2.    Diafise, bagian tengah yang memanjang dan dipusatnya terisi sumsum tulang pada rongganya.
3.        cakra epifise, bagian sempit antara epifise dan diafise.
                                                            (LKS Biologi halaman 26-27)
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organic yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Dan memiliki rumus molekul CH3COOH
                                                      (http://id.m.wikipedia.org/wiki/asam_asetat)

 III.        ALAT DAN BAHAN       :
Alat :                                                                   Bahan :
-         Gelas beker                                     - Tulang paha ayam segar
-         Cawan petri                                                - Cangkang telur
-         Pisau                                                 - Larutan asam cuka
-         Pinset
-         Sarung tangan karet
-         Kertas tisu

 IV.        CARA KERJA      :
1.     Menggunakan sarung tangan untuk membersihkan dari daging yang menempel.
2.     Mengamati keadaan struktur  tulang tersebut , meliputi kekerasan (dengan cara menekan ) , kelenturan (dengan cara membengkokkan )  , dan warnannya .
3.     Meletakkan tulang kedalam gelas bekerb.tuangkan larutan asam cuka kedalam gelas beker hingga tulang terendam dan membiarkan selama 7 hari.
4.     Mengamati tulang dengan menggunakan  pinset  , mencuci tulang dengan air yang mengalir , mengeringkan tulang dengan tisu dan meletakkan pada cawan petri .
5.     Mengamati perubahan keadaan tulang setelah direndam dan mencatat pengamatan pada tabel .
   V.        DATA HASIL PENGAMATAN          :

No
Obyek yang diamati
Perlakuan
Keadaan
Warna
Kekerasan
Kelenturan
1.
Tulang paha ayam

Sebelum direndam larutan asam cuka
Kemerah-merahan ,segar
Keras, padat , kompak
Kaku
2.
Tulang paha ayam
Setelah direndam larutan asam cuka
Putih pucat
Lunak
Lentur , elastic, fleksibel
3.
Cangkang telur
Sebelum direndam larutan asam cuka
Segar , coklat
Keras
Kaku
4.
Cangkang telur
Setelah direndam larutan asam cuka
Coklat pucat
Mudah rapuh , lunak
Lentur, elastic, fleksibel

 VI.        ANALISA DATA   :
Dari percobaan diatas dapat kita ketahui bahwa tulang ayam memiliki tulang keras dan tulang rawan. Tulang keras pada paha ayam terletak di bagian diafise (batang), sedangkan tulang rawan pada paha ayam terletak di epifise (ujung tulang yang membesar). Diafise tersusun dari tulang kompak berbentuk silinder tebal yang berisisi sumsum sedangkan epifise tersusun dari tulang spons yang di selubungi oleh tulang kompak dan dilapisi tulang persendian (hialin). Pada tulang paha ayam, struktur tulang sudah berosifikasi., sedangkan pada cangkang telur masih embrional.
Saat dilakukan percobaan pada tulang paha ayam dan cangkang telur, tulang paha ayam dan cangkang telur di rendam dalam larutan CH3COOH atau asam cuka. Sebelum di beri perlakuan pada tulang paha ayam,keadaan tulang ayam sangat segar. Warna tulang paha ayam tersebut berwarna kemerah – merahan. kekerasannya sangat keras, padat dan kompak. Kelenturannya sangat kaku. Sedangkan setelah di beri perlakuan direndam di larutan CH3COOH selama seminggu, keadaan tulang sudah berbeda. Warna tulang paha ayam putih pucat. Kekerasan tulang sangat lunak. Kelenturan tulang pun sangat lentur, elastis, dan fleksibel. Begitu juga yang dialami oleh cangkang telur. Sebelum direndam di larutan CH3COOH warna cangkang coklat , kekerasan keras dan kelenturan cangkang telur sangat kaku. Sedangkan setelah di rendam di larutan CH3COOH selama seminggu keadaan tulang sangat berbeda. Warna cangkang coklat pucat, kekerasan mudah rapuh, lunak dan kelenturannya lentur, elastik, dan fleksibel. Keadaan tulang dan cangkang telur ini sama. Penyebabnya struktur tulang paha ayam dan cangkang telur  berubah karena larutan CH3COOH. Larutan CH3COOH mempengaruhi keadaan tulang  dan cangkang telur karena larutan CH3COOH melarutkan zat kapur pada tulang dan cangkang telur sehingga menyebabkan struktur tulang pada tulang paha ayam dan cangkang telur menjadi berubah. Warna yang sebelumnya kemerah – merahan menjadi putih pucat. Kekerasan pada tulang sebelum di rendam keras, padat, dan kompak sedangkan setelah di rendam di larutan CH3COOH kekerasan tulang menjadi lunak seperti tulang rawan. Keleturan pada tulang sebelum direndam sangat kaku, sedangkan setelah direndam di larutan CH3COOH tulang sangat elastis, lentur dan fleksibel. Sedangkan pada cangkang telur sebelum direndam di larutan CH3COOH warna cangkang tersebut coklat ke orange – orangean dan tampak sangat segar, sedangkanstelah direndam dilarutan di CH3COOH warna cangkang telur tersebut berubah menjadi coklat pucat. Kekerasan cangkang sebelum direndam adalah keras, sedangkan setelah di rendam kekerasan cangkang telur menjadi mudah rapuh dan lunak. Kelenturan cangkang sebelum direndam sangat kaku, sedangkan setelah direndam di larutan CH3COOH cangkang telur kelenturannya lentur, elastik dan fleksibel. Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
CaCo3 + 2CH3COOH    Ca(CH3COOH)2 + CO2 + H2O
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa tulang ayam memiliki tulang keras dan tulang rawan. Tulang keras pada paha ayam terletak di bagian diafise (batang), sedangkan tulang rawan pada paha ayam terletak di epifise (ujung tulang yang membesar) . saat dilakukan percobaan dengan merendamkan tulang paha ayam dan cangkang telur di larutan CH3COOH selama seminggu, struktur tulang paha ayam dan cangkang telur berubah. Penyebab Larutan CH3COOH mempengaruhi keadaan tulang  dan cangkang telur karena larutan CH3COOH melarutkan zat kapur pada tulang dan cangkang telur sehingga menyebabkan struktur tulang pada tulang paha ayam dan cangkang telur menjadi berubah.
Asam asetat(CH3COOH) merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting, pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari adalah :
Asam asetat digunakan dalam produksipolimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.

VII.       DISKUSI    :
1.      Perubahan apa yang terjadi pada tulang paha ayam sebelum dan sesudah direndam di larutan Asam Cuka ?
Jawab :  Sebelum di beri perlakuan pada tulang paha ayam,keadaan tulang ayam sangat segar. Warna tulang paha ayam tersebut berwarna kemerah – merahan. kekerasannya sangat keras, padat dan kompak. Kelenturannya sangat kaku. Sedangkan setelah di beri perlakuan direndam di larutan CH3COOH selama seminggu, keadaan tulang sudah berbeda. Warna tulang paha ayam putih pucat. Kekerasan tulang sangat lunak. Kelenturan tulang pun sangat lentur, elastis, dan fleksibel.

2.      Setelah tulang terhadap paha ayam direndam Asam Cuka ,apakah tulang paha ayam tersebut bisa dibengkokan ?Apakah pengaruh Asam Cuka terhadap struktur tulang keras?
Jawab : bisa, karena asam cuka melarutkan zat kapur pada tulang paha ayam sehingga menyebabkan struktur tulang pada tulang paha ayam menjadi berubah.

3.      Sebutkan komponen zat penyusun tulang keras !
Jawab : tulang keras tersusun dari komponen nonseluler dan seluler. Komponen nonseluler berupa matrik yang mengandung subtansi semen glikosaminoglikans (protein polisakarida), serat osteokalogen, garam anorganik kalsium fosfat, kalsium karbonat, sedikit kalsium florida serta magnesium florida. Komponen seluler ada 4 macam, yaitu : osteoprogenitor, osteoblas, osteosit(sel tulang), osteoklas.

4.      Apakah fungsi zat kapur (kalsium fosfat dan kalsium karbonat ) bagi tulang keras ?
Jawab : Zat kapur (Kalsium Fosfat dan Kalsium Karbonat) bagi tulang keras berfungsi sebagai pembuat struktur tulang menjadi keras serta mampu menahan sinar-X.

5.       Dari manakah tubuh memperoleh zat kapur ?
Jawab : Tubuh memperoleh zat kapur dari mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kalsium dan vitamin D dan berjemur pada pagi hari kerena sinar matahari sangat baik untuk membantu pembentukan vitamin D.

6.      Apa akibatnya jika tubuh kekurangan zat kapur ?
Jawab : Kekurangan zat kapur dapat menimbulkan kerusakan pada gigi, juga pada pertumbuhan tulang dapat menjadi tidak sempurna – rakhitis, selain itu apabila terjadi luka pada bagian tubuh darah sukar membeku, gejala lainnya yaitu kekejangan pada otot.




VIII . KESIMPULAN
1.    Tulang keras terletak di bagian diafise sedangkan tulang rawan terletak di bagian epifise
2.    Tulang keras memiliki sifat keras, kuat, dan kurang elastis. Sedangkan tulang rawan memiliki sifat lunak dan elastis 
3.    Larutan asam cuka (CH3COOH) melarutkan zat kapur pada tulang keras sehingga menyebabkan struktur tulang keras menjadi lunak seperti tulang rawan

XI. DAFTAR PUSTAKA
Pujiyanto, Sri. 2012. Menjelajah Dunia BIOLOGI 2. Solo: Tiga Serangkai
LKS Araminta Sains. 2014. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam untuk SMA


LAMPIRAN


Perbandingan antara tulang sebelum direndam pada asam cuka(sebelah kanan) dan sseudah direndam asam cuka(sebelah kiri )dengan cara ditekan .
 
 











Perbandingan antara tulang sebelum direndam pada asam cuka(sebelah kanan) dan sseudah direndam asam cuka(sebelah kiri )dengan cara ditekuk .
 
 









Perbandingan antara cangkang telr sebelum direndam pada asam cuka(sebelah kiri) dan seudah direndam asam cuka(sebelah kanan)dengan cara ditekan .
 



Perbandingan antara tulang sebelum direndam pada asam cuka(sebelah kanan) dan sseudah direndam asam cuka(sebelah kiri )dengan cara ditekuk .
 
 







Sragen, 26 November 2014

                                               Mengetahui

Pembimbing Praktikum                                    Praktikan Kelompok 1
                                                                                   
Endang Sri Darmiyati,S.Pd M.Pd             Choirunisa’ A.  Irfan Rasyid M.


Rounded Rectangle: 3,3
 
           

NIP. 197303081998012001                      10/XI-Mia.2          21/XI-Mia.2


                                                                      Kharisma P              Uni Aidita



                                                                      22/XI-Mia.2              34/XI-Mia.2